Empat Warga Nyaris Jadi Bulan Bulanan Timses di PALI
POSMETRO, PALI - Dua warga Pali nyaris jadi bulan-bulanan sekelompok orang yang diduga relawan salah satu Paslon Pilkada PALI 2020. Peristiwa bermula ketika tiga warga, AG (21), RG (24) dan HK Mengenderai kenderaan roda empat dalam sebuah perjalanan menuju Sumberejo Ujung dari Talang Ubi, Selasa (08/12/2020). Ke Sumber Rejo, keduanya ingin menemui temannya Ega yang kebenaran sedang berada di rumah mertuanya di Sumberejo.
"Kami diintrogasi oleh mereka, lalu di suruh turun mobil di geledah, identitas di periksa, HP disita dalam mobil hanya di temukan plat merah BG 1491 PZ. Tidak ada uang dan amplop saat di geledah di lokasi," cerita Ag saat ditemui usai buat laporan di Polres bernomor LP/B/-103/XII/2020/SUMSEL/Res PALI, Kamis (10/12/2020)
Kemudian lanjut AG, mereka diperintahkan turun, lalu di pukul dengan menggunakan tangan kosong oleh diduga Dc dan kawan-kawan. "Posisi malam itu gelap. Saya merasa malam itu saya dipukul lebih dari satu orang. Di bagian leher, Badan bagian belakang dan kepala bagian belakang ada lebih dari lima kali," ujar Ag.
Kepada Petugas di Polres PALI, AG an kedua rekannya mengaku tidak tahu pelaku berasal dari mana. Hanya saja ia melihat ada banyak kenderaan roda empat dan salah satunya bertuliskan SATGAS ANTI POLITIK UANG. "Kami di tuduh oleh pelaku membagi-bagikan uang. Padahal tidak bahkan amplop yang disisukan berisi uang ditemukan dalam mobil bukanlah milik kami. Yang pasti, kami merasa dijebak, mereka periksa tidak ada amplop sebelumnya. Mobil kami lalu di bawak oleh pelaku ke Bawaslu"paparnya ke Petugas.
Sementara saat di Bawaslu mobilnya kembali di periksa. Saat pemeriksaan dilakukan di dalam dasbor mobil ada amplop. Dia kaget amplop 9 buah berisi uang ada isi Rp 200 ribu dan Rp 100 ribu. "Itu sebelumnya tidak ada di Mobil. Itu sungguh tidak masuk akal. Jelas itu bukan milik kami" ujarnya.
Dikatakan, penemuan amplop berisi uang tersebut asli sabotase. "Bukan punya kami amplop berisi uang itu, saya pastikan itu sabotase dan di jebak, dan saya di minta buka amplop itu oleh Bawaslu. Kami tidak bawak uang dan tidak bagi-bagikan uang. Kami bukan timses," tegasnya.
Masih kata Ag, atas kejadian itu, dirinya dan rekanya merasa jadi korban penganiayaan dan jadi korban jebakan atas amplop yang diduga money politik. Oleh sebab itu, dia memutuskan untuk melaporkan pelaku penganiayaan, pengeroyokan dan ini jelas Fitnah (pencemaran nama baik) terkaiylt amplop money politik, dalam petistiwa ini berharap polisi bisa mengusut pelaku pengeroyokan dan juga ini jelas sabotase diduga meletakan amplop berisi uang dalam mobil saya. Ini jelas nama baik saya tercemar, saya tidak ada kaitanya money politik ," pungkas Ag.
Sementara itu, Kapolres PALI melalui Kasatreskrim Polres PALI, AKP Rahmad Kusneidi S.Kom didampingi Kanit Pidum Ipda Arzuan SH, membenarkan pihaknya tElah menerima laporan terkait dugaan penganiayaan dan pengeroyokan.
"Saat ini laporan masih dalam pemeriksaan dan pengembangan lebih lanjut. Terkait dugaan sabotase amplop adalah rangkaian laporan korban kasus dugaan penganiayaan, laporan sudah kita terima dan kita proses," terangnya.